Klaim Putin ini muncul di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan Barat dalam perang di Suriah. Ketegangan antara Rusia dan Barat berawal dari upaya aneksasi Rusia di Crimea pada 2014 dan keterlibatannya dalam konflik di timur Ukraina. Tahun lalu, Rusia mulai terlibat operasi militer dengan mengerahkan angkatan udara di Suriah untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad yang membuat marah Amerika Serikat.
Mengantisipasi ancaman serangan NATO, Rusia memperkuat pasukannya di perbatasan. Dalam rapat evaluasi itu Putin mengatakan Rusia harus mengikuti setiap gerakan militer di sepanjang perbatasan serta perubahan dalam situasi militer dan politik global. Ia mengatakan Rusia harus cepat menyesuaikan rencana untuk menetralisir ancaman potensial terhadap negaranya.
Shoigu memuji prestasi militer Rusia di Suriah serta upaya sukses untuk memodernisasi tentara Rusia. Keberhasilan itu antara lain untuk pertama kalinya dalam sejarah militer Rusia telah sepenuhnya melindungi perbatasan dengan sistem anti-rudal peringatan dini.
Shoigu juga mengungkapkan tentang peningkatan jumlah penerbangan pesawat tak berawak NATO di sepanjang perbatasan Rusia. Sehingga ia berencana untuk mengirim lebih banyak pasukan ke barat Rusia, tenggara dan wilayah Arktik.
Putin meminta seluruh angkatan militer Rusia tetap waspada dan tak boleh lengah walaupun untuk sesaat mengingat ancaman yang boleh jadi datang dengan cepat.